Senin, 24 Februari 2014

CARA FARMENTASI JERAMI UNTUK PAKAN TERNAK

  PAKAN TERNAK

keberhasilan dalam beternak tak bisa lepas dari makanan yg di berikan kepada hewan ternak,mak dari itu  kita harus memberikan makanan yang benar benar bergizi dan penuh vitamin,seperti halnya manusia hewan ternak juga sangat membutuhkan vitamin mineral dan zat besi dalam pertumbuhanya
     agar tidak telat atau kekurangan gizi tidak salahnya kita juga memberikan makanan yg sudah di farmentasi,karena makanan yg sudah di farmentasi itu kandungan gizi vitamin dan mineralnya sangat tinggi


         ,video ini memberikan panduan bagaimana kita membuat makanan ternak farmentsi
.selamat mencoba dan semoga bermanfaat bagi kita semua.

BETERNAK AYAM KAMPUNG

     Cara memelihara ayam kampung sebenarnya sangat mudah asal kita dapat menyiasatinya dan manganalisa karakter ayam, artinya ayam itu maunya beradaptasi seperti apa, kesenagannya apa, dan pendekatannya bagaimana. Dibawah ini akan saya ungkapkan beberapa tips cara memelihara ayam :

1. Buatlah kandang yang terpisah dari rumah, buatlah alas kandang kira-kira 40 cm dari tanah, agar tetap kering dan mudah membersihkan kotoran.

2. Kandang diarahkan ke timur, dan dinding depan dibuat dari bambu belah dengan jarak kira-kira 3 cm, agar cahaya matahari pagi dapat masuk ke kandang.
3. Tempat bertelur, buatlah dari kotak yang alasnya diberi jerami.
    Sediakan tempat untuk bertengger dari kayu atau bambu.

4. Cari benih yang berkualitas
a. Untuk bibit yang dari telur, pilihlah telur yang bulat jangan lonjong.
b. Bila bibit dari ayam pilihlah yang gemuk dan sehat, cari yang gerakannya lincah dan bulunya mengkilat.
c. Banyak telur yang dierami induk maksimal 12 butir.
d. Telur ayam akan menetas 21 hari.
5. Lakukan pemberian pakan dengan baik dan teratur
a. Untuk anak ayam umur 0-2 bulan, berilah makan dari bekatul dan tepung ikan, tambahkan vitamin A, D, dan B komplek sebanyak 1% dari makanan.
b. Makanan dan minuman letakkan diluar kandang yang dapat dijangkau oleh ayam.
c. Untuk anak ayam umur 3 bulan ke atas, makanan dapat berupa : jagung, padi (gabah) yang dicampur dengan antibiotik: vegofac, vitafak atau dapat pula ditambah hijauan antara lain: daun pepaya, kangkung, bayam dipotong-potong, tepung kerang, bekicot atau siput dicacah.



6. PENANGGULANGAN PENYAKIT AYAM
a. Pemberian makanan dan minuman sebaiknya dicampur dengan air panas, sehingga perut ayam  hangat, tidak mudah terkena penyakit.
b. Usahakan kandang dalam keadaan kering dan bersih.
c. Berilah minum yang dicampur obat, seminggu sekali.
d. Bila ada ayam yang sakit, cepat dipisahkan agar tidak menular.


GIZI YANG BAIK UNTUK AYAM
1. Energi
Makanan yang mengandung zat hidrat arang dan lemak banyak menghasilkan energi. Ini merupakan sumber energi (tenaga) yang dapat mendatangkan kekuatan pada ayam. Oleh karena itu, makanan jenis ini sangat dibutuhkan oleh ayam, agar di dalam tubuh ayam timbul tenaga, sehingga ayam dapat bergerak, berjalan, tahan terhadap suhu dan penyakit.

a. Zat Hidrat Arang
Zat hidrat arang terdapat pada jagung, beras, sorghum atau gandum, ketela pohon dan lain-lain. Selain itu, zat ini juga terdapat dalam kacang tanah, kacang panjang, kacang hijau, kedelai, dan lain-lain. Makanan ini pun sekaligus mengandung protein dan lemak.

b. Sumber Lemak
Lemak terdapat pada kacang tanah, kedelai, dedak halus atau katul, bungkil, tepung ikan, tepung daging, dan lain-lain.

2. Makanan Pembangun
Makanan pembangun ialah makanan yang banyak mengandung zat putih telur (protein) dan mineral, yang sangat dibutuhkan ayam untuk:
a. Mengganti sel-sel atau jaringan-jaringan lainnya yang sudah rusak atau aus.
b. Pertumbuhan atau perkembangan tubuh, menjadikan besar tulang-tulangnya, urat, daging, dan kulit, serta untuk berproduksi.

3. Protein
Protein sangat dibutuhkan oleh setiap sel yang hidup secara teratur dan terus-menerus, jika protein terlambat diberikan, maka pertumbuhan ayam pun akan terlambat. Ini semua akan menyebabkan keterlambatan produksi ayam. Protein terdiri atas dua macam, yaitu protein hewani dan protein nabati.

a. Protein hewani
Protein hewani adalah protein yang berasal dari hewan. Protein ini lebih bermutu karena susunannya lebih lengkap daripada yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Protein hewani didapat dari tepung daging, tepung darah, tepung ikan (teri, udang), susu, dan lain-lain. Selain itu, protein juga terdapat pada daging bekicot, siput, kerang, dan cacing. Semua itu merupakan sumber protein hewani yang harganya sangat murah dan mudah didapat.

b. Protein Nabati
Protein nabati adalah protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Sumber protein nabati ada pada kacang tanah, kacang hijau, kacang panjang. Untuk pertumbuhan ayam banyak memerlukan protein hewani daripada pertumbuhan nabati karena susunannya lebih sempurna yang berasal dari hewan. Meski begitu, kebutuhan protein pada setiap ayam tidaklah sama, tergantung daripada umur ayam serta tujuan atau kegunaannya.

4. Mineral
Sama halnya dengan protein, mineral juga termasuk ke dalam bahan atau zat pembangun. Bahan-bahan yang mengandung mineral, di antaranya sebagai berikut.
a. Garam Phosphor
Garam phosphor membantu pertumbuhan tulang. Sumber garam phosphor ini terdapat pada tepung tulang, kulit kerang, siput, dan bekicot.

b. Garam Kapur
Garam ini berguna untuk pembentukan tulang kulit telur. Kekurangan garam kapur ini dapat menyebabkan penyakit tulang (Rakhitis) pada anak ayam.  Sedangkan pada ayam yang sedang berproduksi, kekurangan garam ini akan menyebabkan produksi telurnya merosot hingga di bawah normal dan kulit telurnya menjadi lunak. Sumber garam kapur terdapat pada tepung tulang, kulit bekicot, dan siput. Pemakaian garam kapur tidak boleh lebih dari 1% kali pemakaian per penyajian makanan seluruhnya.
c. Garam Dapur
Pemberian garam dapur harus sesuai dengan takarannya, karena jika kekurangan dapat menyebabkan terlambatnya pertumbuhan ayam dan menurunnya produksi telur ayam. Kekurangan garam dapur dapat juga mengakibatkan ayam-ayam saling patuk mematuk (penyakit kanibalisme).
Tetapi, jika pemberiannya terlalu banyak dapat menyebabkan penyakit pada ginjal, ayam akan selalu haus, terlalu banyak minum yang akhirnya akan menderita penyakit mencret. Oleh karenanya, pemberian garam dapur cukup dengan takaran 0,5%.

d. Mangan
Mangan berguna untuk pencegahan penyakit lumpuh dan perbaikan daya tetes telur. Mangan ini dapat diberikan dalam bentuk sulfat sebanyak 0,025%.

5. Vitamin
Vitamin secara umum berfungsi sebagai zat pengatur di dalam tubuh, yang antara lain berguna untuk mempertahankan kesehatan tubuh dan memajukkan kesanggupan untuk berproduksi. Adapun vitamin-vitamin yang dibutuhkan ayam, antara lain vitamin A, B complex, dan vitamin B. Semenjak ayam berumur 3 minggu, makanannya harus diupayakan mengandung vitamin B pada dosis yang cukup, misalnya kacang hijau, beras merah, dan sayuran.

Untuk mendapatkan vitamin yang cukup, setiap pagi anak-anak ayam harus dijemur pada panas matahari pagi serta diberi minyak ikan sebanyak 2 tetes dalam sehari. Tetapi, apabila pemberian vitamin kurang akan mengakibatkan pertumbuhan ayam menjadi lambat, kesehatan memburuk, produksi menurun atau rendah, dan berbagai keabnormalan pada ayam. Perlu diketahui bersama, bahwa sayuran hijau juga merupakan sumbwr vitamin yang sangat baik.

6. Air
Bagi kehidupan makhluk di dunia ini, air sangatlah penting. Tidak terkecuali dalam kehidupan ayam, air merupakan unsur yang sangat penting, karena kita ketahui bersama bahwa 60% lebih tubuh ayam terdiri atas air. Betapa pun lengkapnya komposisi pakan ayam, tetapi tanpa air, semua unsur tersebu akan menjadi sia-sia, karena fungsi air dalam tubuh ialah untuk melunakkan makanan dalam proses pencernaan, mengatur temperature (panas) badan, untuk membawa semua makanan ke tempat pusat pencernaan makanan, dan untuk mengeluarkan bahan-bahan yang tak berguna lagi. Oleh karena itu, air haruslah tersedia sepanjang hari, 15-20 menit sekali ayam-ayam pasti akan minum. Jika ayam-ayam kekurangan air produksi telur akan mengalami penurunan.

Itulah barangkali yang dapat saya sampaikan tentang cara memelihara ayam kampung,selamat mencoba semoga

TERNAK AYAM KALKUN

       Pemilihan bibit unggul ayam kalkun mutlak dilakukan untuk memperoleh jenis ayam kalkun yang sehat dan bermutu agar mengasilkan bibit-bibit ayam kalkun yang baik jika Anda ingin menangkarkan ayam kalkun sebagai bisnis pembibitan, demikian juga jika bibit ayam kalkun ini anda jadikan sebagai ayam potong. Ketika membeli teliti dahulu dengan seksama kondisi kesehatan ayam kalkun, tanyakan kepada penjual tentang segala hal sebelum ayam ini dijual karena mungkin ada beberapa alasan kenapa ayam ini dijual, karena sakit atau memang dia menyediakan bibit yang dikhususkan untuk dijual, termasuk juga jenis makanan yang biasa diberikan berikut pola makan dan beberapa suplemen yang diberikan, tanyakan juga umur ayam ini karena bisa jadi Anda membeli jenis ayam yang memiliki pertumbuhan lambat karena bagi mereka yang belum terbiasa akan kesulitan membedakan ayam yang sehat dengan pertumbuhan normal atau dipacu dengan suplement pemicu pertumbuhan, jangan Anda tertipu dengan harga murah dengan kualitas barang murahan.
Untuk menjamin bibit ayam tersebut memang bibit yang baik mutunya disarankan Anda membeli kepada peternak yang memang sudah berpengalaman dalam budidaya ayam kalkun ini, untuk itu carilah informasi sebanyak-banyaknya sebelum Anda memutuskan untuk membeli bibit ayam kalkun yang Anda inginkan.

Pemilihan Lokasi.
Lokasi yang baik akan menjamin pertumbuhan dan kelangsungan bisnis peternakan ayam kalkun Anda, sebelum Anda menentukan lokasi peternakan yang ideal sebaiknya Anda melakukan survei terlebih dahulu tentang keamanan, kenyamanan dan distribusi.
Pastikan peternakan Anda aman dari gangguan manusia, binatang, maupun kemungkinan ancaman bencana alam akibat tanah longsor, banjir, angin, dan berbagai ancaman yang akan menghancurkan bisnis peternakan ayam kalkun milik Anda.
Ada baiknya Anda memilih tempat yang mudah untuk mendapatkan makanan tambahan misalnya disekitar pantai, danau, sungai dan pesawahan.

Jika memungkinkan Anda bisa bekerjasama dengan pemilik perusahaan catering atau rumah makan caranya, Anda tiap hari harus mengambil sisa makanan yang biasanya menjadi sampah untuk Anda olah menjadi pakan ayam kalkun dan bila memungkinkan pemilik rumah makan atau catering anda tawarkan untuk menyediakan menu daging ayam kalkun dari peternakan Anda, dengan cara ini Anda tidak kesulitan untuk mendapatkan pakan tambahan dan hasil panen sudah ada yang bakal menampung tanpa harus susah-susah mencari pembeli. Mudah kan? Makanya sering cari info disini biar gak ketinggalan.

System Perkandangan.
Kandang merupakan rumah tempat untuk tinggal dan tempat untuk melindungi diri dari berbagai gangguan dari luar, jika Anda memiliki prinsip ‘rumahku adalah surgaku’ berikan prinsip ini kepada binatang kesayangan Anda ini. buatkan mereka rumah yang ideal untuk kelangsungan hidup mereka walaupun pada akhirnya salah satu dari mereka akan Anda potong kemudian dimakan atau dijual, tapi selama sidia masih bersama Anda berikan yang terbaik untuknya.
Ukuran kandang harus sesuai dengan kondisi dan pola hidup mereka, jika memungkinkan buatkan kandang yang sesuai dengan latar belakang hidup mereka agar populasi tumbuh dengan sempurna yang nantikan akan menguntungkan Anda, system perkandangan yang baik adalah harus memiliki ruang-ruang untuk aktifitas mereka seperti istirahat, bermain-main, dan aktifitas lainnya seperti tempat makan khusus yang selalu terjaga kebersihannya.
Jika memang memungkinkan arahkan posisi kandang kearah timur agar sinar matahari pagi bisa masuk ke dalam kandang.
Agar kandang selalu kering Anda bisa menggunakan kulit padi sebagai alas lantai dan bersihkan sesuai kebutuhan.
Kandang harus mudah dibersihkan dari kotoran yang akan mendatangkan penyakit, jika Anda orang kaya sebaiknya anggarkan biaya pembuatan lantai kandang menggunakan lantai plester/semen.
Layout system perkandangan Anda agar nyaman bagi penghuni dan orang yang merawat ternak mulai dari pintu-pintu, ventilasi, dan jalan-jalan antara satu kandang dengan kandang yang lain.
Pisahkan kalkun sesuai umur agar tidak diterjadi tindak kriminalitas dikalangan mereka, jika memang ada jenis ayam-ayam yang nakal sebaiknya pisahkan dari yang lain.
Pastikan tempat bertelur dan mengeram aman dari gangguan ayam yang lain dan atur posisi tempat bertelur untuk memudahkan Anda memeriksa perkembangan telur tanpa mengganggu ayam yang sedang mengeram.

kalkun

Pemberian Makan.
Berikan makan sesuai kondisi dan umur ayam kalkun karena untuk jenis ayam kalkun anakan dan kalkun dewasa memiliki porsi dan menu berbeda karena kemampuan lambung untuk menampung makanan dan kemampuan untuk mencerna makan berbeda. Dimasa pertumbuhan biasanya makhluk hidup membutuhkan gizi dan nutrisi yang lebih tinggi biasanya di toko-toko perternakan telah disediakan jenis-jenis pakan ayam sesuai umur dengan kode BR1, BR2, dan lain-lain yang dalam komposisi pembuatan pakan ini memiliki komposisi bahan yang berbeda-beda.
Atur jadwal makan dan sediakan pakan sesuai kebutuhan jangan sampai ada sisa makanan yang nantinya akan menimbulkan penyakit jika malas membersihkan, sebaiknya atur posisi makan mereka agar tidak berebutan dan jaga agar makanan tidak banyak tercecer.
Atur tempat minum agak jauh dari tempat makan agar selalu bersih dari kemungkinan tercampur makanan.

Perawatan Kesehatan.
Kesehatan adalah satu hal yang mahal harganya, bilamana ternak Anda sakit kemudian dijual berapa harga yang akan Anda dapatkan dibanding ternak yang sehat? Ternak yang sehat akan menghasilkan hasil produksi yang baik, bibit yang sehat, dan dompet Anda juga sehat dengan penghasilan yang melimpah dari kesehatan ternak Anda, untuk itu jangan Anda pelit untuk memberikan layanan kesehatan gratis bagi mereka.
Semenjak kecil hingga dewasa selalu pantau perkembangan kesehatan mereka, berikan vaksinasi bila perlu, berikan suplement agar terhindari dari gangguan penyakit, natural suplement adalah cara terbaik untuk menjaga kesehatan mereka selain resep ini mudah didapatkan ternak Anda akan selalu sehat alami dan bebas kimia.


TERNAK KAMBING

     Ternak kambing yang telah beradaptasi adalah kambing kacang dan kambing Peranakan Etawah. Untuk memulai usaha ternak kambing, pertama kali yang perlu dilakukan adalah pemilihan lokasi dengan syarat sebagai berikut :
1. Ada sumber air.
2. Dekat sumber pakan
3. Jauh dari pemukiman.
4. Bukan lokasi banjir.

MEMILIH BIBIT INDUK

Bibit merupakan faktor penting dalam usaha ternak kambing, yang harus diperhatikan adalah.
1. Ukuran badan besar tidak gemuk.
2. Kaki lurus,kokoh dan tumit kelihatan tinggi.
3. Tidak cacat.
4. Puting susu duadan simetris.
5. Berasal dari lahir kembar.
6. Jumlah gigi yang lengkap.

MEMILIH PEJANTAN

Pengembangbiakan merupakan tujuan utama dari usaha pembibitan ternak kambing.
kualitas penjantan yang baik meliputi :
- Pertumbuhan cepat.
- Gerakan lincah dan ganas.
- Alat kelamin normal serta terlihat ereksi.
- Umur 15 Bulan – 5 tahun.
- Pilih pejantan dari kelahiran kembar.

PERKAWINAN

1. Ternak betina yang sedang birahi kawinkan 12 -18 jam setelah terlihat tandatanda birahi.dak telah.
2. Jangan kawinkan induk dan pejantan masih ada hubungan darah.
3. Dikawinkan dalam satu kandang sampai birahi berikutnya..

PEMELIHARAAN INDUK BUNTING

Setelah dilakukan perkawinan, apabila terjadi kebuntingan, kambing kelihatan tenang dan tidak timbul lagi birahi pada 19 hari berikutnya. Jika terjadi kebuntingan pisahkan dari pejantan dan berikan pakan yang berkualitas.

PAKAN

a. Pakan Hijauan : ternak kambing secara umum sangat menyukai daun-daunan terutama daun kacang-kacangan, bisa juga diberi hijauan rumput.
b. Pakan Penguat : Merupakan pakan yang mempunyai kandungan zat makan tertentu yang relatif tinggi, dan sangat cocok
diberikan pada ternak yang baru beranak, yang akan mempercepat pertumbuhan anak dan kesiapan induk untuk dikawinkan
kembali. Contoh konsentrat / pakan penguat adalah 98,5 % ampas tahu + 1,5 % garam, diberikan 0,35 kg/ekor/hari.

KANDANG

Kandang merupakan tempat yang digunakan oleh kambing untuk hidup dan berkembang biak. Ada beberapa macam tipe
kandang.
1. Kandang koloni : Ternak kambing ditempatan dalam satu kandang, kandang seperti ini akan menimbulkan perkawinan yang tidak direncanakan, Terjadi perkelahian yang dapat menimbulkan cedera dan persaingan makanan.
2. Kandang Kelompok : Ternak kambing dikelompokan berdasarkan umur/ukuran tubuh.Terjadi pemisahhan antara anak, dara dan dewasa. Kandang seperti ini sangat cocok untuk usaha pembibitan kambing.
3. Kandang Individu : Kandang individu merupakan kandang pemisahan / penempatan ternak satu ekor stiap satu kandang. Kandang ini sangat cocok untuk usaha penggemukan.

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

Pencegahan penyakit jauh lebih baik dari mengobati, Beberapa penyakit yang sering menyerang kambing adalah :
1. Cacingan.
Pencegahan : menjaga kelembapan kandang dianjurkan kandang panggung.
Pengobatan : Wormet powder.
2. Diare.
Pencegahan : berikan pakan yang tidak basah, jangan berikan legum 100%.
Pengobatan : berikan antibiotik dan vitamin.
3. Kurap/kudis.
Pencegahan : hindari kontak langsung dengan yang sakit
Pengobatan : Ivomex sesuai dosis dan pisahkan dari yang sehat.
4. Bloat (kembung)
Pencegahan : hindari pemberian pakan segar. Sebaiknya pakan dilayukan dahulu sebelum diberikan.
Pengobatan : diminumkan secara paksa 20 ml minyak goreng. Biasanya satu jam kemudian kambing akan kembali normal.
kambing domba

kambing domba

ANALISA USAHA

Usaha ternak kambing akan sangat menguntungkan jika memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Jumlah ternak kambing yang akan dipelihara.
2. Menghitung semua biaya yang akan dikeluarkan.
3. Pertimbangan pemasaran produksi.
4. Bobot badan ternak kambing yang dijual minimal 25 kg. Atau membuat target penjualan.

MENGKAWINKAN SAPI BETINA

meng kawinkan sapi betina

    Sapi yang baru melahirkan akan memperlihatkan tanda-tanda birahi setelah anak berumur 5-6 minggu. Pada saat itu menurut Yuniati, Pejabat Fungsional Pengawas Bibit Ternak Ahli Madya Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan sebaiknya perkawinan ditunda karena jaringan alat reproduksinya belum kembali normal. Dan sapi dapat dikawinkan kembali sebaiknya setelah 60-90 hari setelah melahirkan (birahi ke-2 atau ke-3).

Berikut inI rekomendasi dari Balai Pembibitan Ternak Unggul Sapi Potong , agar perkawinan sapi dapat berjalan dengan baik dan memberikan hasil kebuntingan.

Dewasa kelamin dan dewasa tubuh

Peternak lebih dahulu perlu mengetahui tentang dewasa kelamin dan dewasa tubuh sapi yang hendak dikawinkan. Dewasa kelamin adalah saat di mana alat reproduksi seekor ternak sapi mulai berfungsi dan menghasilkan sel-sel kelamin. Sedangkan dewasa tubuh adalah di mana pertumbuhan otot-otot tubuh berkembang dengan baik dan sempurna. Oleh karena itu waktu (saat) mengawinkan ternak sapi yang baik untuk pertama kalinya adalah pada waktu ternak sapi tersebut telah dewasa kelamin dan dewasa tubuh yaitu pada umur antara 15-18 bulan.

Seekor ternak sapi baik dara maupun induk di saat menjelang birahi akan melalui 4 (empat) tahap yaitu:

Pertama, pro oestrus

. Tahap ini berlangsung 1-2 hari di mana folikel primer pada ovarium menghasilkan testoteron (hormon jantan) yang menyebabkan sapi betina berperilaku seperti sapi jantan. Di saat ini sapi betina memperlihatkan tingkah laku seperti menaiki temannya, diam jika dinaiki, gelisah dan agresif, menanduk dan melenguh.
sapi betina produktif

Kedua, Oestrus.

     Masaknya folikel dalam ovarium dan sel-sel epitel yang mengelilingi folikel tersebut akan memproduksi hormon estrogen dan saat ini sapi memperlihatkan tanda-tanda seperti melenguh, gelisah, manaiki kawannya, diam jika dinaiki sapi lainnya dan keluar lendir dari vulva, serta vulva tampak membengkak.



Minggu, 23 Februari 2014

HASIL SAMPINGAN

kotoran


Satu ekor sapi dengan bobot badan rata-rata 350 kg akan menghasilkan kotoran sapi sekitar 15-20 kg/ekor/hari. Jika waktu pemeliharaan dengan tujuan penggemukan berlangsung selama empat bulan, maka akan dihasilkan kotoran sapi sebanyak 2,4 ton/ekor. Rata-rata peternak di Indonesia memiliki empat ekor sapi, sehingga dihasilkan kotoran sapi sebanyak 9,6 ton selama empat bulan.

Pengolahan Kotoran Sapi menjadi pupuk merupakan usaha sampingan yang bisa dilakoni oleh para peternak sapi. Walaupun hanya sebagai sampingan, usaha kotoran sapi ini memiliki prospek yang sangat bagus. Pasalnya, pupuk dari kotoran sapi mempunyai nilai jual yang cukup tinggi. Selain dimanfaatkan sebagai pupuk, kotoran sapi juga dapat diolah menjadi biogas sehingga menghasilkan energi alternatif bagi rumah tangga.

SAPI BRAHMAN

sapi brahman



Sapi Brahman adalah keturunan sapi Zebu atau Boss Indiscuss. Berasal dari India kemudia masuk ke Amerika pada tahun 1849 berkembang pesat di Amerika, Di AS, Sapi Brahman dikembangkan untuk diseleksi dan ditingkatkan mutu genetiknya. Setelah berhasil, jenis sapi ini diekspor ke berbagai negara. Dari AS, sapi Brahman menyebar ke Australia dan kemudian masuk ke Indonesia pada tahun 1974.

Ciri-ciri Umum Sapi Brahman adalah:

    Berpunuk besar
    Berkulit longgar
    Gelambir dibawah leher sampai perut lebar dengan banyak lipatan-lipatan
    Telinga panjang menggantung dan berujung runcing
    Sapi ini adalah tipe sapi potong terbaik untuk dikembangkan

Adapun Keistimewaan sapi Brahman adalah tidak terlalu selektif terhadap pakan yang diberikan, jenis pakan (rumput dan pakan tambahan) apapun akan dimakannya, termasuk pakan yang jelek sekalipun. Sapi potong ini juga lebih kebal terhadap gigitan caplak dan nyamuk serta tahan panas.

Sapi Brahman juga berkembang biak di Australia. Bahkan, para pembibit sapi di Australia melakukan persilangan sapi Brahman dengan bangsa sapi lainnya seperti Simmental, Herefod dan Limousin, hasilnya dikenal dengan nama sapi Brahman Cross, yang sejak tahun 1985 sudah masuk ke Indonesia melalui program bantuan Asian Development Bank (ADB). Sapi ini cocok dikembangkan di Indonesia yang beriklim tropis.

Sapi Brahman Cross pada awalnya merupakan bangsa sapi Brahman Amerika yang diimpor Australia pada tahun 1933. Mulai dikembangkan di stasiun CSIRO’s Tropical Cattle Research Centre Rockhampton Australia, dengan materi dasar sapi Brahman, Hereford dan Shorthorn dengan proporsi darah berturut-turut 50%, 25% dan 25% (Turner, 1977), sehingga secara fisik bentuk fenotip dan keistimewaan sapi Brahman cross cenderung lebih mirip sapi Brahman Amerika karena proporsi darahnya lebih dominan.

Sapi Brahman Cross mulai diimport Indonesia (Sulawesi) dari Australia pada tahun 1973. Hasil pengamatan di Sulawesi Selatan menunjukkan persentase beranak 40,91%, Calf crops 42,54%, mortalitas pedet 5,93, mortalitas induk 2,92%, bobot sapih (8-9 bulan) 141,5 Kg (jantan) dan 138,3 Kg betina, pertambahan bobot badan sebelum disapih sebesar 0,38 Kg/ hari (Hardjosubroto, 1984)

Pada tahun 1975, sapi Brahman Cross didatangkan ke pulau Sumba dengan tujuan utama untuk memperbaiki mutu genetik sapi Ongole di pulau Sumba. Importasi Sapi Brahman  dari Australia untuk UPT perbibitan (BPTU Sembawa) dilakukan pada tahun 2000 dan 2001 dalam rangka revitalisasi UPT. Penyebaran di Indonesia dilakukan secara besar-besaran mulai tahun 2006 dalam rangka mendukung program percepatan pencapaian swasembada daging sapi 2010.

1 Jarak beranak 531,1 hari
2 Berat Lahir 26,26 Kg
3 Berat Sapih 100,1 Kg
4 Berat Setahun 289,5 Kg

SAPI MADURA

Sapi Madura adalah bangsa sapi potong lokal asli Indonesia yang terbentuk dari persilangan antara banteng dengan Bos indicus atau sapi Zebu (Hardjosubroto dan Astuti, 1994), yang secara genetik memiliki sifat toleran terhadap iklim panas dan lingkungan marginal serta tahan terhadap serangan caplak (Anonimus, 1987). Karak-teristik sapi Madura sudah sangat seragam, yaitu bentuk tubuhnya kecil, kaki pendek dan kuat, bulu berwarna merah bata agak kekuningan tetapi bagian perut dan paha sebelah dalam berwarna putih dengan peralihan yang kurang jelas ; bertanduk khas dan jantannya bergumba.

Sapi Madura adalah salah satu sapi asli Indonesia. Sapi Madura berasal dari pulau madura dan pulau-pulau di sekitarnya. Pulau Sapudi sangat dikenal sebagai tempat sapi Madura berkembang pesat. Sapi Madura merupakan persilangan Bos sondaicus dengan Bos indicus. Ciri-ciri punuk diperoleh dari Bos indicus sedangkan warna diwarisi dari Bos sondaicus. Namun penelitian Popescu dan Smith (1998) menunjukkan bahwa pola karyotipik sapi Madura menunjukkan adanya kemiripan dengan Bos taurus, kecuali pada kromosom Y-nya yang mirip dengan Bos indicus. Sehingga Popescu dan Smith menyimpulkan sapi Madura merupakan hasil perkawinan silang antara indukan Bos taurus atau Bos javanicus dengan pejantan Bos indicus.
Ciri-ciri umum fisik Sapi Madura :

    Baik jantan ataupun betina sama-sama berwarna merah bata
    Paha belakang berwarna putih
    Kaki depan berwarna merah muda
    Tanduk pendek beragam. Pada betina kecil dan pendek berukuran 10 cm, sedangkanpada jantannya berukuran 15-20 cm
    Panjang badan mirip Sapi Bali tetapi memiliki punuk walaupun berukuran kecil.

KEUNGGULAN SAPI BALI


SAPI BALI


Sapi Bali merupakan sapi asli Indonesia yang berasal dari Pulau Bali. Sapi Bali merupakan hasil domestifikasi banteng. Sapi Bali tersebar hampir di semua provinsi di Indonesia. Namun, pembibitan dan usaha penggemukan sapi bali terpusat dikawasan Indonesia Timur. Diluar daerah tersebut, sapi bali tersebar di Lampung, Sumatera Selatan dan Kalimantan.

Ciri khas sapi Bali diantaranya bulu berwarna merah keemasan, pada jantan akan menjadi hitam ketika dewasa, dari lutut ke tangkai bawah berwarna putih seperti memakai kaos kaki, bagian pantat berwarna putih membentuk setengah lingkaran, ujung ekor berwarna hitam, serta terdapat garis belut berwarna hitam di punggung betina. Sapi Bali memiliki kepala pendeka dengan dahi datar. Sapi Bali jantan memiliki tanduk panjang dan besar tumbuh kesamping belakang. Sebaliknya, sapi bali betina memiliki tanduk yang lebih pendek dan kecil.

Sapi Bali memiliki banyak keunggulan, diantarannya memiliki daya adaptasi yang baik terhadap kondisi pakan yang jelek dan lingkungan tropis, mampu menghasilkan anak setiap tahun, kualitas daging baik, serta memiliki persentase karkas yang tinggi, dengan perbandingan daging dan tulang 4,4 : 1. Namun, Sapi Bali rentan terhadap penyakit jembarana dan malignant catarrhal fever (MCF). Selain itu, tingkat kematian pedet sebelum sapih mencapai 15-20%. Di Pulau Jawa, sapi ini kurang berkembang karena kehadiran domba yang merupakan pembawa penyakit MCF pada Sapi Bali.

MANFAAT TERNAK SAPI POTONG

     Ternak Sapi Potong. Tidak perlu ditanyakan lagi mengapa bisnis sapi potong begitu menggiurkan. Selama bertahun-tahun banyak peternak kecil maupun peternak sapi potong besar yang sudah merasakan nikmatnya beternak sapi potong. Banyak peternak sapi potong yang telah mengantarkan anaknya menjadi sarjana hanya karna memiliki usaha sampingan beternak sapi potong. Berikut beberapa keuntungan beternak sapi potong.

1. Kebutuhan Daging Sapi Potong terus meningkat dan berkesinambungan

Kebutuhan daging sapi potong bagi industri kecil dan rumah tangga, termasuk industri pembuatan bakso dan rumah makan masih bisa dipasok dari pemotongan sapi didalam negeri. Namun, beda halnya dengan kebutuhan daging sapi untuk industri skala besar dan menengah yang tidak bisa dipenuhi oleh produksi dalam negeri.

2. Belum banyak yang beternak sapi secara intensif

Mayoritas sistem pemeliharaan sapi potong di Indonesia tidak dilakukan secara intensif. Kegiatan beternak sapi potong hanya sebagai usaha sampingan. Bahkan, rata-rata kepemilikan sapi potong peternak di Indonesia hanya sekitar 2-5 ekor. Keadaan ini sangat berbeda dengan kondisi peternakan diluar negeri yang sudah memelihara sapi dengan sangat intensif dengan populasi puluhan hingga ratusan ekor. Karna itu, kondisi ini menciptakan peluang bagi siapa saja yang berminat untuk beternak sapi potong.

3. Harga Jual Sapi tinggi dan terdapat Momen Harga melambung tinggi

Harga jual daging sapi selalu lebih mahal dibandingkan dengnan harga jual daging ayam, itik atau kambing. Harga daging sapi ditingkat konsumen rata-rata 60.000/kg, sedangkan harga bobot hidup daging sapi ditingkat peternak rata-rata 30.000/kg pada hari biasa. Pada momen-momen tertentu seperti Hari Raya idul Fitri dan Idul Adha, harga daging sapi ditingkat konsumen rata-rata mencapi 70.000/kg, sedangkan harga bobot hidup daging sapi ditingkat peternak mencapi 35.000/kg.

4. Dapat memilih segmen usaha yang ingin dijalani

Usaha beternak sapi potong menawarkan banyak bidang usaha. Misalnya, usaha bagian hulu yang dapat menunjang usaha pembesaran, meliputi pembibitan, sarana produksi, pakan dan obat-obatan. Diusaha sentral, segemen usaha yang dapat dijalankan berupa industri penggemukan dan penyediaan pupuk organik. Sementara itu, di industri hilir terbuka peluang usaha seperti rumah pemotongan hewan, distributor dan penjual daging di pasar. Berikut jenis usaha utama dan usaha sampingan yang bisa dipilih dalamm usaha bisnis sapi potong :

    Usaha Pembibitan
    Usaha Penggemukan Sapi Potong
    Usaha Pengolahan Kotoran Sapi
    Usaha Penunjang Beternak Sapi Potong

PEMBIBITAN SAPI POTONG

      Usaha Pembibitan Sapi Potong sangat  prospektif, mengingat kebutuhan bakalan untuk penggemukan selalu meningkat setiap tahun. Tingginya kebutuhan bakalan tentu membrikan keuntungan bagi peternak sapi potong. Saat ini, sentra pembibitan sapi potong di Indonesia hanya berada dibeberapa daerah tertentu, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten dan Lampung. Karna itu, sudah saatnya peternak sapi potong membangun sentra pembibitan ditempat lain seperti didaerah NTB, Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera.

Hasil dari Usaha Pembibitan Sapi Potong berupa pedet atau anak sapi. Untuk dapat menjualnya, peternak harus menunggu waktu agak lama. Pasalnya, masa kebuntingan membutuhkan waktu sekitar sembilan bulan dan setelah lahir anak sapi harus dipelihara selama empat bulan. Jadi, sekitar 13 bulan beternak baru bisa menjual pedet. Karena itu, untuk peternak skala kecil, usaha pembibitan dilakukan bersama usaha penggemukan sapi potong agar peternak memiliki sumber pemasukan lain.

Saat ini, Pemerintah telah memberikan berbagai dukungan atas usaha pembibitan sapi potong. Misalnya, memberikan kredit usaha pembibitan sapi (KUPS) dan bantuan teknis berupa program sarjana membangun desa (PSMD) agar proses pembibitan yang dilakukan peternak berhasil. Program ini diharapkan dapat meningkatkan minat peternak untuk terjun kedalam bidang pembibitan sapi dan meningkatkan peluang usaha dalam bidang pembibitan sapi potong.

USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG

      Usaha Penggemukan Sapi Potong merupakan usaha yang paling banyak digeluti oleh peternak di Indonesia. Usaha ini sangat mudah dioperasikan karena sapi  hanya dipelihara sekitar 4-6 bulan, tergantung pada umur sapi potong yang dibeli dan keinginan peternak memeliharanya.

Berdasarkan pengalaman penulis, keuntungan  bersih penggemukan sapi potong mencapai 1-1,5 juta per ekor selama 4-6 bulan pemeliharaan. Keuntungan tentu semakin berlipat jika sapi yang dipelihara semakin banyak. Sebagai contoh, pemeliharaan 30 ekor sapi potong selama 4-6 bulan dapat menghasilkan pendapatan bersih 30-45 juta rupiah. Keuntungan bersih tersebut sungguh sangat “nikmat” bagi peternak, karna hanya membutuhkan waktu sekitar 4-6 bulan.

Dari populasi sapi yang ada dipeternakan biasanya terdapat 1-2 ekor sapi “spesial”. Sapi tersebut memiliki pertambahan bobot jauh lebih besar dibandingkan pertumbuhan sapi potong yang lain (meskipun dari jenis yang sama). Sapi dengan karakteristik seperti ini biasanya memiliki biasanya memiliki nafsu makan jauh lebih besar daripada sapi lainnya, sehingga bisa memberikan keuntungan bersih mencapai 3 juta per ekor selama 4-6 bulan pemeliharaan. Walaupun biaya pakan akan sedikit bertambah dibandingkan dengan sapi yang nafsu makannya biasa saja, keuntungan dari penjualan sapi potong seperti ini berlipat daripada biaya pakan yang dikeluarkan.

SEBELUM BETERNAK SAPI

SEBELUM BETERNAK

Sebelum memulai usaha ternak sapi potong, sebaiknya peternak atau calon peternak menggali informasi dan wawasan bagaimana ternak sapi potong yang baik. Sehingga tidak menimbulkan kebingungan karena tidak menguasai teknik ternak sapi potong. Selain teknik ternak sapi potong, wawasan mengenai pemasaran dan penjual bibit juga perlu digali agar peternak memperoleh bibit yang bagus dan tidak kesulitan dalam memasarkannya.

Informasi mengenai ternak sapi potong dapat diperoleh dengan membaca buku tentang ternak sapi potong, majalah, tabloid dan artikel-artikel di internet. Selain itu peternak juga dapat bertukar pikiran dengan peternak lain yang berada dilingkungan sekitar. Jika tidak ada calon peternak sapi potong bisa mencari peternak didaerah lain.

Jika masih sangat awam dengan bidang ternak sapi potong, calon peternak sapi potong bisa mengikuti pelatihan ternak sapi potong yang banyak diselenggarakan oleh perusahaan ternak sapi potong, pemerintah daerah, konsultan, praktisi, penyuluh ternak, kelompok ternak tertentu, atau langsung ke peternak yang dikenal.

Pengalaman adalah guru yang terbaik. Begitupun dengan ternak sapi potong. Kemauan peternak untuk terus belajar mengenai ternak sapi potong merupakan hal yang sangat urgent. Karena ternak sapi potong tidak semudah yang dibayangkan, namun juga tidak terlalu sulit. Keberanian para peternak sapi potong untuk ternak sapi potong, merupakan keputusan yang sangat brillian, karna tidak mudah bagi peternak awam untuk dapat mengambil keputusan ternak sapi potong.

RAHASIA PENGGEMUKAN SAPI POTONG DALAM 40 HARI PANEN

Rahasia penggemukan sapi potong dalam 40 hari panen


KEUNGGULAN TERNAK SAPI ONGOLE

CARA TERNAK SAPI ONGOLE


Sapi Ongole

Sapi Ongole adalah hasil persilangan antara sapi lokal dengan sapi Ongole dari India, dan merupakan salah satu sapi potong lokal yang memegang peranan penting dalam penyediaan kebutuhan daging, karena memiliki adaptasi yang tinggi dan masih bisa berproduksi walaupun dalam kondisi pakan yang terbatas.


Bibit sapi potong Peranakan Ongole merupakan bibit sapi yang memenuhi persyaratan klasifikasi, spesifikasi dan persyaratan mutu bibit yang dibudidayakan untuk bibit dan memiliki daya produksi dan reproduksi yang memenuhi persyaratan.

Pemeliharaan sapi potong selain bertujuan untuk pembibitan juga untuk memasok sapi bakalan untuk usaha penggemukan. Pada saat ini kondisi sapi potong lokal telah mengalami degradasi produksi dan banyak didapatkan performan sapi yang kecil akibat seleksi negatif dan pemotongan betina produksi.

Apabila kondisi ini dibiarkan, maka tidak tertutup kemungkinan sapi PO akan mengalami kepunahan, oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan produktivitas sapi PO melalui program pemuliaan dan pembibitan yang baik.

Selama ini usaha pembibitan sapi PO masih didominasi oleh peternakan rakyat yang sebagian besar berskala kecil. Namun demikian populasi sapi PO di Indonesia cukup besar dan mempunyai daya adaptasi dan perkembangan yang cukup baik pada kondisi pemeliharaan sapi rakyat. Usaha pembibitan sapi potong lokal kurang diminati karena secara ekonomi kurang menguntungkan.

Untuk itu pembibitan sapi potong lokal di masa mendatang bisa dilakukan dengan memajukan usaha pembibitan sapi rakyat melalui peningkatan kualitas dan kuantitas bibit penghasil bakalan, sehingga dapat meningkatkan pendapatan usaha pembibitan.

CARA PEMILIHAN BIBIT SAPI PO YANG BAIK
Pemilihan bibit sapi untuk usaha penggemukan sapi potong harus memenuhi persyaratan umum dan khusus.
Persyaratan umum adalah sebagai berikut :

1. Bakalan sapi untuk penggemukan berasal dari sapi lokal ataupun persilangan;

2. Sapi bakalan berumur satu sampai dua tahun, dengan berat 100 - 150 kg untuk sapi lokal dan 250 - 350 kg untuk sapi persilangan;

3. Sapi harus bebas dari penyakit menular seperti penyakit mulut dan kuku, ngorok, rinderpest, brucellosis (keluron), anthrax (radang limpa), dan blue tangue (lidah biru);

4. Selain bebas dari penyakit menular juga bebas dari cacat fisik, yaitu untuk sapi bibit betina harus bebas cacat alat reproduksi, tidak memiliki ambing abnormal dan tidak menunjukkan gejala kemajiran, sedangkan untuk sapi jantan harus bebas dari cacat alat kelamin dan memiliki kualitas dan kuantitas semen yang baik serta tidak mempunyai silsilah keturunan yang cacat secara genetik;

5. Usaha peternakan sapi potong yang mengadakan kegiatan pembibitan wajib mengikuti petunjuk, pengarah, serta pengawasan dari instansi yang berwenang.
Persyaratan khusus untuk bibit sapi potong harus memenuhi persyaratan kualitatif dan kuantitatif. Persyaratan kualitatif bibit sapi adalah :

1. Warna bulku putih, abu-abu, kipas ekor (bulu cambuk ekor) dan bulu sekitar mata berwarna hitam;
2. Badan besar, gelambir longgar bergantung, punuk besar dan leher pendek;
3. Tanduk pendek
Sedangkan persyaratan kuantitatif bibit sapi PO adalah sebagai berikut :

1. Bibit sapi PO betina
a. Pada sapi berumur 18 s.d. 24 bulan, dengan parameter sebagai beriku :
# Panjang lingkar dada minimum pada bibit sapi kelas I adalah 143 cm, sapi kelas II = 137 cm dan sapi kelas III = 135 cm;
#Tinggi pundak minimum bibit sapi kelas I adalah 116 cm, bibit sapi kelas II = 113 cm dan bibit sapi kelas III adalah 111 cm;
# Panjang badan minimum bibit sapi kelas I adalah 123 cm, bibit sapi kelas II adalah 117 cm dan bibit sapi kelas III adalah 115 cm
b. Sapi berumur 24 bulan
# Panjang lingkar dada minimum pada bibit sapi kelas I adalah 153 cm, sapi kelas II = 139 cm dan sapi kelas III = 134 cm;
# Tinggi pundak minimum bibit sapi kelas I adalah 126 cm, bibit sapi kelas II = 121 cm dan bibit sapi kelas III adalah 119 cm;
# Panjang badan minimum bibit sapi kelas I adalah 135 cm, bibit sapi kelas II adalah 127 cm dan bibit sapi kelas III adalah 125 cm

2. Sapi bibit PO jantan
c. Pada sapi berumur 18 s.d. 24 bulan, dengan parameter sebagai beriku :
# Panjang lingkar dada minimum pada bibit sapi kelas I adalah 151 cm, sapi kelas II = 141 cm dan sapi kelas III = 138 cm;
# Tinggi pundak minimum bibit sapi kelas I adalah 127 cm, bibit sapi kelas II = 125 cm dan bibit sapi kelas III adalah 124 cm;
# Panjang badan minimum bibit sapi kelas I adalah 139 cm, bibit sapi kelas II adalah 133 cm dan bibit sapi kelas III adalah 130 cm
d. Sapi berumur 24 bulan
# Panjang lingkar dada minimum pada bibit sapi kelas I adalah 180 cm, sapi kelas II = 161 cm dan sapi kelas III = 154 cm;
#  Tinggi pundak minimum bibit sapi kelas I adalah 136 cm, bibit sapi kelas II = 131 cm dan bibit sapi kelas III adalah 130 cm;
# Panjang badan minimum bibit sapi kelas I adalah 145 cm, bibit sapi kelas II adalah 138 cm dan bibit sapi kelas III adalah 135 cm.

CARA MENENTUKAN UMUR SAPI PO MELALUI PENGUKURAN LINGKAR DADA, TINGGI PUNDAK DAN PAJANG BADAN
1. Pengukuran umur dilakukan dengan dua cara yaitu berdasarkan catatan kelahiran dan berdasarkan pergantian gigi seri permanen. Cara penentuan umur berdasarkan gigi seri permanen ditunjukkan dengan adanya (a) pergantian gigi seri permanen 1 (satu) pasang dengan istilah Po-el
1, maka perkiraan umur bibit sapi 1,5 - 2 tahun, (b) pergantian gigi seri permanen 2 (dua) pasang dengan istilah Po-el 2, maka perkiraan umur bibit sapi adalah 2 - 3 tahun dan (c) pergantian gigi seri permanen 3 (tiga) pasang dengan istilah Po-el 3, maka perkiraan umur bibit sapi adalah 3 - 3,5 tahun;

2. Pengukuran lingkar pundak dilakukan dengan cara melingkarkan pita ukur pada bagian dada di belakang bahu yang dinyatakan dengan cm;

3. Pengukuran tinggi pundak dilakukan dengan mengukur jarak tegak lurus dari tanah sampai dengan pundak gumba di belakang punuk, dinyatakan dalam cm, menggunakan alat ukur yang sudah ditera;

4. Pengukuran panjang badan dilakukan dengan mengukur jarak dari bongkol bahu/scapula sampai ujung panggul (procesus spinus), dinyatakan dalam cm.

KEUNGGULAN SAPI SIMENTAL




KEUNGGULAN SAPI LIMOUSIN

KEUNGGULAN SAPI LIMOUSIN.


Keunggulan sapi limousin - Sapi Limousin merupakan tipe sapi pedaging yang berasal dari Perancis. dengan perototan yang lebih baik dari Simmental, warna bulu coklat tua kecuali disekitar ambing berwarna putih serta lutut kebawah dan sekitar mata berwarna lebih muda. Bentuk tubuh sapi jenis ini adalah besar, panjang, padat dan kompak.

Keunggulan sapi limousin
Keunggulan sapi limousin adalah pertumbuhan badannya yang sangat cepat. Sapi limousin diprediksi akan populer dan menjadi primadona baru di dunia industri peternakan. Seperti halnya peternakan sapi simental ataupun sapi brahman, usaha peternakan sapi limousin juga banyak dilirik oleh para peternak karena merupakan jenis sapi yang memiliki pertumbuhan cepat dan harga jual yang lumayan tinggi.

Meski harganya lebih mahal, namun dari hari ke hari permintaan hasil ternak sapi limousin ini justru makin meningkat. Bahkan para peternak dan pedagang sering merasa kewalahan untuk memenuhi setiap pesanan yang masuk, karena stok dan suplainya masih sangat terbatas. Untuk itu bagi yang ingin membuka usaha peternakan sapi limousin jangan menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Sekedar informasi ketika artikel ini dibuat harga anakan sapi limosin atau biasa disebut harga bakalan sapi limosin umur 4-6 bulan limosin lokal berkisar 6,5 juta, limosin import 7,5 juta.

Ciri-ciri Sapi Limousin
Sapi Limousin memiliki pertumbuhan yang bagus dengan ciri-ciri umum sebagai berikut: ukuran tubuh besar dan panjang bulu berwarna cokelat, dimana pada bagian sekeliling mata dan kaki dari lutut ke bawah berwarna agak terang, tanduk pada jantan tumbuh ke luar dan agak melengkung.

Keistimewaan Sapi Limousin
Hasil ternak sapi limosin memang punya beberapa keistimewaan tersendiri dibanding dengan sapi ternak jenis lainnya. Keistimewaan paling utama adalah proses pertumbuhannya lebih cepat. Kemudian badan serta ukuran beratnya yang juga lebih tinggi sehingga jumlah dagingnya pasti lebih banyak.

Selain itu kwalitas sapi limousin juga dinilai lebih bagus dan lezat untuk dijadikan makanan. Maka tidak mengherankan bila nilai jual dari sapi jenis ini juga jauh lebih tinggi dan mahal. Sehingga keuntungan yang didapatkan oleh peternak atau pedagang tentu akan lebih banyak.

Keunggulan lain memelihara ternak sapi limosin adalah waktu yang dibutuhkan untuk penggemukan atau pertumbuhannya lebih pendek dan singkat. Dan yang membuat para peternah lebih nyaman adalah, sapi ini juga lebih tahan terhadap serangan berbagai macam penyakit, terutama antraks yang beberapa waktu lalu pernah merajalela dan membuat rugi banyak peternak.

Analisis usaha sapi limousin
1. Biaya Produksi
a. Pembelian 25 ekor bakalan : 25 x 250 kg x Rp. 7.800,- Rp. 48.750.000,-
b. Kandang Rp. 1.000.000,-
c. Pakan
- Hijauan: 25 x 35 kg x Rp.37,50 x 365 hari Rp. 12.000.000,-
- Konsentrat: 25 x 2kg x Rp. 410,- x 365 hari Rp. 7.482.500,-
d. Retribusi kesehatan ternak: 25 x Rp. 3.000,- Rp. 75.000,-
Jumlah biaya produksi Rp. 69.307.500,-

2. Pendapatan :
a. Penjualan sapi kereman
Tambahan berat badan: 25 x 365 x 0,8 kg = 7.300 kg
Berat sapi setelah setahu: (25 x 250 kg) + 7.300 kg = 13.550 kg
Harga jual sapi hidup: Rp. 8.200,-/kg x 13.550 kg Rp. 111.110.000,-
b. Penjualan kotoran basah: 25 x 365 x 10 kg x Rp. 12,- Rp. 1.095.000,-
Jumlah Pendapatan Rp. 112.205.000,-

3. Keuntungan
Tanpa memperhitungkan biaya tenaga internal keuntungan
Penggemukan 25 ekor sapi selama setahun. Rp. 42.897.500,-

JENIS JENIS SAPI UNGGULAN

SAPI LIMOUSIN


Sapi Limousin adalah sapi potong yang berasal dari wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai volume rumen yang besar, voluntary intake (kemampuan menambah konsumsi di luar kebutuhan yang sebenarnya) yang tinggi dan metabolic rate yang cepat, sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan lebih teratur.




SAPI SIMENTAL

Sapi Simmental (juga termasuk Bos Taurus), berasal dari daerah Simme di negara Switzerland (Swiss), namun sekarang berkembang lebih cepat di benua Amerika, serta di Australia dan Selandia Baru (New Zealand). Sapi ini merupakan tipe sapi perah dan pedaging.

Sapi jantan dewasanya mampu mencapai berat badan 1150 kg sedang betina dewasanya 800 kg. Secara genetik, sapi Simmental adalah sapi potong yang berasal dari wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai volume rumen yang besar, voluntary intake (kemampuan menambah konsumsi diluar kebutuhan yang sebenarnya) yang tinggi dan metabolic rate yang cepat, sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan yang lebih teratur.

SAPI BRAHMAN

          Sapi Brahman Cross mulai diimport Indonesia (Sulawesi) dari Australia pada tahun 1973. Pada tahun 1975, sapi Brahman cross didatangkan ke pulau Sumba dengan tujuan utama untuk memperbaiki mutu genetik sapi Ongole di pulau Sumba. Import`si Brahman cross dari Australia untuk UPT perbibitan (BPTU Sumbawa) dilakukan pada tahun 2000 dan 2001 dalam rangka revitalisasi UPT. Penyebaran di Indonesia dilakukan secara besar-besaran mulai tahun 2006 dalam rangka mendukung program percepatan pencapaian swasembada daging sapi.

 SAPI ONGOLE



Sapi ongole  berasal dari India dan termasuk golongan Zebu atau sapi berponok. Diternakan secara murni di P. Sumba, sehingga terkenal dengan sebutan SO (Sumba Ongole).  Sering orang bilang, Limosin. Sapi ongole merupakan jenis sapi tipe kerja yang sangat baik, tenaganya kuat ukuran tubuhnya besar, tahan lapar dan haus serta memiliki memiliki toleransi makanan yang sederhana.

Sapi ongole memiliki punuk besar dan berglambir (lipatan-lipatan kulit yang terdapat dibagian bawah leher dan perut). Telinganya panjang dan menggantung. Kepala relatif pendek dengan profil melengkung, mata besar dan tenang. Kulit disekitar lobang mata selebar + 1 cm, berwarna hitam, tanduk pendek, kadang-kadang hanya bungkul kecil saja. Tanduk sapi betina lebih panjang dari pada sapi jantan.

SAPI MADURA




Sapi Madura merupakan hasil persilangan Bos Indicus (Zebu) dengan Bos Sondaicus (Banteng). Pada tubuhnya dijumpai tanda-tanda sebagai warisan dari kedua golongan sapi tersebut. Sapi Madura merupakan sapi tipe dwiguna (pedaging dan pekerja).

Sapi jantan memiliki tubuh bagian depan lebih teguh daripada tubuh bagian belakang, sedikit berpunuk yang betina tidak berpunuki. Warna baik jantan maupun yang betina adalah merah bata. Tanduk melengkung setengah bulan dengan ujungnya menuju ke arah depan. Berat badan maksimum dapat mencapai 350 kg dengan tinggi rata-rata 118 cm

.
SAPI BALI



Sapi Bali adalah Banteng (Bos Sondaicos) yang telah mengalami domistikasi (penjinakkan). Terdapat di Indonesia di Pulau Bali, yang dibudidayakan secara alami. Merupakan sapi tipe dwiguna (pedaging dan pekerja). Sapi Bali mempunyai bentuk dan tanda-tanda yang sama dengan Banteng, hanya ukurannya lebih kecil akibat proses domistikasi. Tinggi sapi dewasa mencapai 130 cm, berat badan antara 300-400 kg, Jantan kebiri dapat mencapai 450 kg.



   Terserah kita mau beternak sapi yang mana,semua membutuhkan kecermatan dan ketekukan dalam pemeliharaan dan perawatan.









CARA BETERNAK SAPI part ll

BETERNAK SAPI POTONG.


1. SEJARAH SINGKAT Sapi yang ada sekarang ini berasal dari Homacodontidae yang
dijumpai pada babak Palaeoceen. Jenis-jenis primitifnya ditemukan pada babak
Plioceen di India. Sapi Bali yang banyak dijadikan komoditi daging/sapi potong
pada awalnya dikembangkan di Bali dan kemudian menyebar ke beberapa wilayah
seperti: Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi.

2. SENTRA PETERNAKAN Sapi Bali, sapi Ongole, sapi PO (peranakan ongole) dan
sapi Madura banyak terdapat di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi.
Sapi jenis Aberdeen angus banyak terdapat di Skotlandia. Sapi Simental banyak
terdapat di Swiss. Sapi Brahman berasal dari India dan banyak dikembangkan di
Amerika.

3. J E N I S Jenis-jenis sapi potong yang terdapat di Indonesia saat ini adalah
sapi asli Indonesia dan sapi yang diimpor. Dari jenis-jenis sapi potong itu,
masing-masing mempunyai sifat-sifat yang khas, baik ditinjau dari bentuk
luarnya (ukuran tubuh, warna bulu) maupun dari genetiknya (laju pertumbuhan).

Sapi-sapi Indonesia yang dijadikan sumber daging adalah sapi Bali, sapi Ongole,
sapi PO (peranakan ongole) dan sapi Madura. Selain itu juga sapi
Aceh yang banyak diekspor ke Malaysia (Pinang). Dari populasi sapi potong yang
ada, yang penyebarannya dianggap merata masing-masing adalah: sapi Bali, sapi
PO, Madura dan Brahman.

Sapi Bali berat badan mencapai 300-400 kg. dan persentase karkasnya 56,9%. Sapi
Aberdeen angus (Skotlandia) bulu berwarna hitam, tidak bertanduk, bentuk tubuh
rata seperti papan dan dagingnya padat, berat badan umur 1,5 tahun dapat
mencapai 650 kg, sehingga lebih cocok untuk dipelihara sebagai sapi potong.
Sapi Simental (Swiss) bertanduk kecil, bulu berwarna coklat muda atau
kekuning-kuningan. Pada bagian muka, lutut kebawah dan jenis gelambir, ujung
ekor berwarna putih.

Sapi Brahman (dari India), banyak dikembangkan di Amerika. Persentase karkasnya
45%. Keistimewaan sapi ini tidak terlalu selektif terhadap pakan yang
diberikan, jenis pakan (rumput dan pakan tambahan) apapun akan dimakannya,
termasuk pakan yang jelek sekalipun. Sapi potong ini juga lebih kebal terhadap
gigitan caplak dan nyamuk serta tahan panas.

4. MANFAAT Memelihara sapi potong sangat menguntungkan, karena tidak hanya
menghasilkan daging dan susu, tetapi juga menghasilkan pupuk kandang dan
sebagai tenaga kerja. Sapi juga dapat digunakan meranih gerobak, kotoran sapi
juga mempunyai nilai ekonomis, karena termasuk pupuk organik yang dibutuhkan
oleh semua jenis tumbuhan. Kotoran sapi dapat menjadi sumber hara yang dapat
memperbaiki struktur tanah sehingga menjadi lebih gembur dan subur.

Semua organ tubuh sapi dapat dimanfaatkan antara lain:

1) Kulit, sebagai bahan industri tas, sepatu, ikat pinggang, topi, jaket.

2) Tulang, dapat diolah menjadi bahan bahan perekat/lem, tepung tulang dan
barang kerajinan

3) Tanduk, digunakan sebagai bahan kerajinan seperti: sisir, hiasan dinding dan
masih banyak manfaat sapi bagi kepentingan manusia.

5. PERSYARATAN LOKASI Lokasi yang ideal untuk membangun kandang adalah daerah
yang letaknya cukup jauh dari pemukiman penduduk tetapi mudah dicapai oleh
kendaraan. Kandang harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal 10
meter dan sinar matahari harus dapat menembus pelataran kandang serta dekat
dengan lahan pertanian. Pembuatannya dapat dilakukan secara berkelompok di
tengah sawah atau ladang.

6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
Kandang dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal, tergantung dari jumlah
sapi yang dimiliki. Pada kandang tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan pada
satu baris atau satu jajaran, sementara kandang yang bertipe ganda
penempatannya dilakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling
bertolak belakang. Diantara kedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk
jalan.

Pembuatan kandang untuk tujuan penggemukan (kereman) biasanya berbentuk tunggal
apabila kapasitas ternak yang dipelihara hanya sedikit. Namun, apabila kegiatan
penggemukan sapi ditujukan untuk komersial, ukuran kandang harus lebih luas dan
lebih besar sehingga dapat menampung jumlah sapi yang lebih banyak.

Lantai kandang harus diusahakan tetap bersih guna mencegah timbulnya berbagai
penyakit. Lantai terbuat dari tanah padat atau semen, dan mudah dibersihkan
dari kotoran sapi. Lantai tanah dialasi dengan jerami kering sebagai alas
kandang yang hangat.

Seluruh bagian kandang dan peralatan yang pernah dipakai harus disuci hamakan
terlebih dahulu dengan desinfektan, seperti creolin, lysol, dan bahanbahan
lainnya.

Ukuran kandang yang dibuat untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5x2 m atau
2,5x2 m, sedangkan untuk sapi betina dewasa adalah 1,8x2 m dan untuk anak sapi
cukup 1,5x1 m per ekor, dengan tinggi atas + 2-2,5 m dari tanah. Temperatur di
sekitar kandang 25-40 derajat C (rata-rata 33 derajat C) dan kelembaban 75%.
Lokasi pemeliharaan dapat dilakukan pada dataran rendah (100-500 m) hingga
dataran tinggi (> 500 m).

Kandang untuk pemeliharaan sapi harus bersih dan tidak lembab. Pembuatan
kandang harus memperhatikan beberapa persyaratan pokok yang meliputi
konstruksi, letak, ukuran dan perlengkapan kandang.


1) Konstruksi dan letak kandang
Konstruksi kandang sapi seperti rumah kayu. Atap kandang berbentuk kuncup dan
salah satu/kedua sisinya miring. Lantai kandang dibuat padat, lebih tinggi dari
pada tanah sekelilingnya dan agak miring kearah selokan di luar kandang.
Maksudnya adalah agar air yang tampak, termasuk kencing sapi mudah mengalir ke
luar lantai kandang tetap kering. Bahan konstruksi kandang adalah kayu
gelondongan/papan yang berasal dari kayu yang kuat. Kandang sapi tidak boleh
tertutup rapat, tetapi agak terbuka agar sirkulasi udara didalamnya lancar.
Termasuk dalam rangkaian penyediaan pakan sapi adalah air minum yang bersih.
Air minum diberikan secara ad libitum, artinya harus tersedia dan tidak boleh
kehabisan setiap saat.
Kandang harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal 10 meter dan
sinar matahari harus dapat menembus pelataran kandang. Pembuatan
kandang sapi dapat dilakukan secara berkelompok di tengah sawah/ladang.

2) Ukuran Kandang
Sebelum membuat kandang sebaiknya diperhitungkan lebih dulu jumlah sapi yang
akan dipelihara. Ukuran kandang untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5 x 2
m. Sedangkan untuk seekor sapi betina dewasa adalah 1,8 x 2 m dan untuk seekor
anak sapi cukup 1,5x1 m. 3) Perlengkapan Kandang
Termasuk dalam perlengkapan kandang adalah tempat pakan dan minum, yang
sebaiknya dibuat di luar kandang, tetapi masih dibawah atap. Tempat pakan
dibuat agak lebih tinggi agar pakan yang diberikan tidak diinjak-injak/
tercampur kotoran. Tempat air minum sebaiknya dibuat permanen berupa bak semen
dan sedikit lebih tinggi dari pada permukaan lantai.

Dengan demikian kotoran dan air kencing tidak tercampur didalamnya.
Perlengkapan lain yang perlu disediakan adalah sapu, sikat, sekop, sabit, dan
tempat untuk memandikan sapi. Semua peralatan tersebut adalah untuk
membersihkan kandang agar sapi terhindar dari gangguan penyakit sekaligus bisa
dipakai untuk memandikan sapi.



6.2. Pembibitan


Syarat ternak yang harus diperhatikan adalah:
1) Mempunyai tanda telinga, artinya pedet tersebut telah terdaftar dan lengkap
silsilahnya.

2) Matanya tampak cerah dan bersih.

3) Tidak terdapat tanda-tanda sering butuh, terganggu pernafasannya serta dari
hidung tidak keluar lendir.

4) Kukunya tidak terasa panas bila diraba.

5) Tidak terlihat adanya eksternal parasit pada kulit dan bulunya.

6) Tidak terdapat adanya tanda-tanda mencret pada bagian ekor dan dubur.

7) Tidak ada tanda-tanda kerusakan kulit dan kerontokan bulu.

8) Pusarnya bersih dan kering, bila masih lunak dan tidak berbulu menandakan
bahwa pedet masih berumur kurang lebih dua hari.


Untuk menghasilkan daging, pilihlah tipe sapi yang cocok yaitu jenis sapi Bali,
sapi Brahman, sapi PO, dan sapi yang cocok serta banyak dijumpai di daerah
setempat. Ciri-ciri sapi potong tipe pedaging adalah sebagai berikut:
1) tubuh dalam, besar, berbentuk persegi empat/bola. 2) kualitas dagingnya
maksimum dan mudah dipasarkan. 3) laju pertumbuhannya relatif cepat. 4)
efisiensi bahannya tinggi.

6.3. Pemeliharaan
Pemeliharaan sapi potong mencakup penyediaan pakan (ransum) dan pengelolaan
kandang. Fungsi kandang dalam pemeliharaan sapi adalah :
a) Melindungi sapi dari hujan dan panas matahari.
b) Mempermudah perawatan dan pemantauan.
c) Menjaga keamanan dan kesehatan sapi.

Pakan merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan pembangkit tenaga..
Makin baik mutu dan jumlah pakan yang diberikan, makin besar tenaga yang
ditimbulkan dan masih besar pula energi yang tersimpan dalam bentuk daging.

Sanitasi dan Tindakan Preventif
Pada pemeliharaan secara intensif sapi-sapi dikandangkan sehingga peternak
mudah mengawasinya, sementara pemeliharaan secara ekstensif pengawasannya sulit
dilakukan karena sapi-sapi yang dipelihara dibiarkan hidup bebas.

Pemberian Pakan
Pada umumnya, setiap sapi membutuhkan makanan berupa hijauan. Sapi dalam masa
pertumbuhan, sedang menyusui, dan supaya tidak jenuh memerlukan pakan yang
memadai dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

Pemberian pakan dapat dilakukan dengan 3 cara: yaitu penggembalaan (Pasture
fattening), kereman (dry lot faatening) dan kombinasi cara pertama dan kedua.

Penggembalaan dilakukan dengan melepas sapi-sapi di padang rumput, yang
biasanya dilakukan di daerah yang mempunyai tempat penggembalaan cukup luas,
dan memerlukan waktu sekitar 5-7 jam per hari. Dengan cara ini, maka tidak
memerlukan ransum tambahan pakan penguat karena sapi telah memakan
bermacam-macam jenis rumput.

Pakan dapat diberikan dengan cara dijatah/disuguhkan yang yang dikenal dengan
istilah kereman. Sapi yang dikandangkan dan pakan diperoleh dari ladang,
sawah/tempat lain. Setiap hari sapi memerlukan pakan kira-kira sebanyak 10%
dari berat badannya dan juga pakan tambahan 1% - 2% dari berat badan. Ransum
tambahan berupa dedak halus atau bekatul, bungkil kelapa, gaplek, ampas tahu.
yang diberikan dengan cara dicampurkan dalam rumput ditempat pakan. Selain itu,
dapat ditambah mineral sebagai penguat berupa garam dapur, kapus. Pakan sapi
dalam bentuk campuran dengan jumlah dan perbandingan tertentu ini dikenal
dengan istilah ransum.

Pemberian pakan sapi yang terbaik adalah kombinasi antara penggembalaan dan
keraman. Menurut keadaannya, jenis hijauan dibagi
menjadi 3 katagori, yaitu hijauan segar, hijauan kering, dan silase. Macam
hijauan segar adalah rumput-rumputan, kacang-kacangan (legu minosa) dan tanaman
hijau lainnya. Rumput yang baik untuk pakan sapi adalah rumput gajah, rumput
raja (king grass), daun turi, daun lamtoro.

Hijauan kering berasal dari hijauan segar yang sengaja dikeringkan dengan
tujuan agar tahan disimpan lebih lama. Termasuk dalam hijauan kering adalah
jerami padi, jerami kacang tanah, jerami jagung, dsb. yang biasa digunakan pada
musim kemarau. Hijauan ini tergolong jenis pakan yang banyak mengandung serat
kasar.

Hijauan segar dapat diawetkan menjadi silase. Secara singkat pembuatan silase
ini dapat dijelaskan sebagai berikut: hijauan yang akan dibuat silase ditutup
rapat, sehingga terjadi proses fermentasi. Hasil dari proses inilah yang
disebut silase. Contoh-contoh silase yang telah memasyarakat antara lain silase
jagung, silase rumput, silase jerami padi, dll.

Pemeliharaan Kandang
Kotoran ditimbun di tempat lain agar mengalami proses fermentasi (+1-2 minggu)
dan berubah menjadi pupuk kandang yang sudah matang dan baik. Kandang sapi
tidak boleh tertutup rapat (agak terbuka) agar sirkulasi udara didalamnya
berjalan lancar.

Air minum yang bersih harus tersedia setiap saat. Tempat pakan dan minum
sebaiknya dibuat di luar kandang tetapi masih di bawah atap. Tempat pakan
dibuat agak lebih tinggi agar pakan yang diberikan tidak diinjak-injak atau
tercampur dengan kotoran. Sementara tempat air minum sebaiknya dibuat permanen
berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi daripada permukaan lantai. Sediakan
pula peralatan untuk memandikan sapi.


7. HAMA DAN PENYAKIT

7.1. Penyakit
1. Penyakit antraks
Penyebab: Bacillus anthracis yang menular melalui kontak langsung,
makanan/minuman atau pernafasan.
Gejala: (1) demam tinggi, badan lemah dan gemetar; (2) gangguan pernafasan; (3)
pembengkakan pada kelenjar dada, leher, alat kelamin dan badan penuh bisul; (4)
kadang-kadang darah berwarna merah hitam yang keluar melalui hidung, telinga,
mulut, anus dan vagina; (5) kotoran ternak cair dan sering bercampur darah; (6)
limpa bengkak dan berwarna kehitaman.
Pengendalian: vaksinasi, pengobatan antibiotika, mengisolasi sapi yang
terinfeksi serta mengubur/membakar sapi yang mati.

2. Penyakit mulut dan kuku (PMK) atau penyakit Apthae epizootica (AE)
Penyebab: virus ini menular melalui kontak langsung melalui air kencing, air
susu, air liur dan benda lain yang tercemar kuman AE.
Gejala: (1) rongga mulut, lidah, dan telapak kaki atau tracak melepuh serta
terdapat tonjolan bulat berisi cairan yang bening; (2) demam atau panas, suhu
badan menurun drastis; (3) nafsu makan menurun bahkan tidak mau makan sama
sekali; (4) air liur keluar berlebihan.
Pengendalian: vaksinasi dan sapi yang sakit diasingkan dan diobati secara
terpisah.

3. Penyakit ngorok/mendekur atau penyakit Septichaema epizootica (SE)
Penyebab: bakteri Pasturella multocida. Penularannya melalui makanan dan
minuman yang tercemar bakteri.
Gejala: (1) kulit kepala dan selaput lendir lidah membengkak, berwarna merah
dan kebiruan; (2) leher, anus, dan vulva membengkak; (3) paru-paru meradang,
selaput lendir usus dan perut masam dan berwarna merah tua; (4) demam dan sulit
bernafas sehingga mirip orang yang ngorok. Dalam keadaan sangat parah, sapi
akan mati dalam waktu antara 12-36 jam.
Pengendalian: vaksinasi anti SE dan diberi antibiotika atau sulfa.

4. Penyakit radang kuku atau kuku busuk (foot rot)
Penyakit ini menyerang sapi yang dipelihara dalam kandang yang basah dan kotor.
Gejala: (1) mula-mula sekitar celah kuku bengkak dan mengeluarkan cairan putih
keruh; (2) kulit kuku mengelupas; (3) tumbuh benjolan yang menimbulkan rasa
sakit; (4) sapi pincang dan akhirnya bisa lumpuh.

7.2. Pengendalian
Pengendalian penyakit sapi yang paling baik menjaga kesehatan sapi dengan
tindakan pencegahan. Tindakan pencegahan untuk menjaga kesehatan sapi adalah:
1. Menjaga kebersihan kandang beserta peralatannya, termasuk memandikan sapi.
2. Sapi yang sakit dipisahkan dengan sapi sehat dan segera dilakukan
pengobatan.

3. Mengusakan lantai kandang selalu kering.

4. Memeriksa kesehatan sapi secara teratur dan dilakukan vaksinasi sesuai
petunjuk.



8. P A N E N

8.1. Hasil Utama
Hasil utama dari budidaya sapi potong adalah dagingnya

8.2. Hasil Tambahan
Selain daging yang menjadi hasil budidaya, kulit dan kotorannya juga sebagai
hasil tambahan dari budidaya sapi potong.



9. PASCA PANEN

9.1. Stoving
Ada beberapa prinsip teknis yang harus diperhatikan dalam pemotongan sapi agar
diperoleh hasil pemotongan yang baik, yaitu:
1. Ternak sapi harus diistirahatkan sebelum pemotongan
2. Ternak sapi harus bersih, bebas dari tanah dan kotoran lain yang dapat
mencemari daging.

3. Pemotongan ternak harus dilakukan secepat mungkin, dan rasa sakit yang
diderita ternak diusahakan sekecil mungkin dan darah harus keluar secara
tuntas.

4. Semua proses yang digunakan harus dirancang untuk mengurangi jumlah dan
jenis mikroorganisme pencemar seminimal mungkin.



9.2. Pengulitan
Pengulitan pada sapi yang telah disembelih dapat dilakukan dengan menggunakan
pisau tumpul atau kikir agar kulit tidak rusak. Kulit sapi
dibersihkan dari daging, lemak, noda darah atau kotoran yang menempel. Jika
sudah bersih, dengan alat perentang yang dibuat dari kayu, kulit sapi dijemur
dalam keadaan terbentang. Posisi yang paling baik untuk penjemuran dengan sinar
matahari adalah dalam posisi sudut 45 derajat.

9.3. Pengeluaran Jeroan
Setelah sapi dikuliti, isi perut (visceral) atau yang sering disebut dengan
jeroan dikeluarkan dengan cara menyayat karkas (daging) pada bagian perut sapi.

9.4. Pemotongan Karkas
Akhir dari suatu peternakan sapi potong adalah menghasilkan karkas berkualitas
dan berkuantitas tinggi sehingga recahan daging yang dapat dikonsumsipun
tinggi. Seekor ternak sapi dianggap baik apabila dapat menghasilkan karkas
sebesar 59% dari bobot tubuh sapi tersebut dan akhirnya akan diperoleh 46,50%
recahan daging yang dapat dikonsumsi. Sehingga dapat dikatakan bahwa dari
seekor sapi yang dipotong tidak akan seluruhnya menjadi karkas dan dari seluruh
karkas tidak akan seluruhnya menghasilkan daging yang dapat dikonsumsi manusia.
Oleh karena itu, untuk menduga hasil karkas dan daging yang akan diperoleh,
dilakukan penilaian dahulu sebelum ternak sapi potong. Di negara maju terdapat
spesifikasi untuk pengkelasan (grading) terhadap steer, heifer dan cow yang
akan dipotong.

Karkas dibelah menjadi dua bagian yaitu karkas tubuh bagian kiri dan karkas
tubuh bagian kanan. Karkas dipotong-potong menjadi sub-bagian leher, paha
depan, paha belakang, rusuk dan punggung. Potongan tersebut dipisahkan menjadi
komponen daging, lemak, tulang dan tendon. Pemotongan karkas harus mendapat
penanganan yang baik supaya tidak cepat menjadi rusak, terutama kualitas dan
hygienitasnya. Sebab kondisi karkas dipengaruhi oleh peran mikroorganisme
selama proses pemotongan dan pengeluaran jeroan.

Daging dari karkas mempunyai beberapa golongan kualitas kelas sesuai dengan
lokasinya pada rangka tubuh. Daging kualitas pertama adalah daging di daerah
paha (round) kurang lebih 20%, nomor dua adalah daging daerah pinggang (loin),
lebih kurang 17%, nomor tiga adalah daging daerah punggung dan tulang rusuk
(rib) kurang lebih 9%, nomor empat adalah daging daerah bahu (chuck) lebih
kurang 26%, nomor lima adalah daging daerah dada (brisk) lebih kurang 5%, nomor
enam daging daerah perut (frank) lebih kurang 4%, nomor tujuh adalah daging
daerah rusuk bagian bawah sampai perut bagian bawah (plate & suet) lebih kurang
11%, dan nomor delapan adalah daging bagian kaki depan (foreshank) lebih kurang
2,1%. Persentase bagian-bagian dari karkas tersebut di atas dihitung dari berat
karkas (100%).

Persentase recahan karkas dihitung sebagai berikut:
Persentase recahan karkas = Jumlah berat recahan / berat karkas x 100 %
Istilah untuk sisa karkas yang dapat dimakan disebut edible offal, sedangkan
yang tidak dapat dimakan disebut inedible offal (misalnya: tanduk, bulu,
saluran kemih, dan bagian lain yang tidak dapat dimakan).



10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN

10.1. Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya sapi potong kereman setahun di Bangli skala 25 ekor
pada tahun 1999 adalah sebagai berikut:

1) Biaya Produksi
a. Pembelian 25 ekor bakalan : 25 x 250 kg x Rp. 7.800,- Rp. 48.750.000,- b.
Kandang Rp. 1.000.000,- c. Pakan
- Hijauan: 25 x 35 kg x Rp.37,50 x 365 hari
- Konsentrat: 25 x 2kg x Rp. 410,- x 365 hari
Rp. 12.000.000,-
Rp. 7.482.500,- d. Retribusi kesehatan ternak: 25 x Rp. 3.000,- Rp. 75.000,-
Jumlah biaya produksi Rp. 69.307.500,-

2) Pendapatan
a. Penjualan sapi kereman
Tambahan >Rp. 75.000,- Jumlah biaya produksi Rp. 69.307.500,-

2) Pendapatan
a. Penjualan sapi kereman
Tambahan berat badan: 25 x 365 x 0,8 kg = 7.300 kg
Berat sapi setelah setahun: (25 x 250 kg) + 7.300 kg = 13.550 kg
Harga jual sapi hidup: Rp. 8.200,-/kg x 13.550 kg

Rp. 111.110.000,- b. Penjualan kotoran basah: 25 x 365 x 10 kg x Rp. 12,- Rp.
1.095.000,- Jumlah pendapatan Rp. 112.205.000,-


3) Keuntungan
a. Tanpa memperhitungkan biaya tenaga internal keuntungan Penggemukan 25 ekor
sapi selama setahun. Rp. 42.897.500,-


4) Parameter kelayakan usaha
a. B/C ratio = 1,61 10.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Sapi potong mempunyai potensi ekonomi yang tinggi baik sebagai ternak potong
maupun ternak bibit. Selama ini sapi potong dapat mempunyai kebutuhan daging
untuk lokal seperti rumah tangga, hotel, restoran, industri pengolahan,
perdagangan antar pulau. Pasaran utamanya adalah kota-kota besar seperti kota
metropolitan Jakarta.

Konsumen untuk daging di Indonesia dapat digolongkan ke dalam beberapa segmen
yaitu :


a) Konsumen Akhir
Konsumen akhir, atau disebut konsumen rumah tangga adalah pembeli-pembeli yang
membeli untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan individunya. Golongan ini
mencakup porsi yang paling besar dalam konsumsi daging, diperkirakan mencapai
98% dari konsumsi total.

Mereka ini dapat dikelompokkan lagi ke dalam ova sub segmen yaitu :

1. Konsumen dalam negeri ( Golongan menengah keatas )
Segmen ini merupakan segmen terbesar yang kebutuhan dagingnya kebanyakan
dipenuhi dari pasokan dalam negeri yang masih belum memperhatikan kualitas
tertentu sebagai persyaratan kesehatan maupun selera.


2. Konsumen asing
Konsumen asing yang mencakup keluarga-keluarga diplomat, karyawan perusahaan
dan sebagian pelancong ini porsinya relatif kecil dan tidak signifikan. Di
samping itu juga kemungkinan terdapat konsumen manca negara yang selama ini
belum terjangkau oleh pemasok dalam negeri, artinya ekspor belum dilakukan/jika
dilakukan porsinya tidak signifikan.


b) Konsumen Industri
Konsumen industri merupakan pembeli-pembeli yang menggunakan daging untuk
diolah kembali menjadi produk lain dan dijual lagi guna mendapatkan laba.
Konsumen ini terutama meliputi: hotel dan restauran dan yang jumlahnya semakin
meningkat
Adapun mengenai tata niaga daging di negara kita diatur dalam inpres nomor 4
tahun 1985 mengenai kebijakansanakan kelancaran arus barang untuk menunjang
kegiatan ekonomi.

Di Indonesia terdapat 3 organisasi yang bertindak seperti pemasok daging yaitu :
a) KOPPHI (Koperasi Pemotongan Hewan Indonesia), yang mewakili pemasok produksi
peternakan rakyat.
b) APFINDO (Asosiasi Peternak Feedlot (penggemukan) Indonesia), yang mewakili
peternak penggemukan c) ASPIDI (Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia).

PETERNAKAN SAPI POTONG

CARA BETERNAK SAPI POTONG



cara beternak sapi

Cara beternak sapi kebanyakan masih dilakukan dengan cara tradisional dalam skala usaha sambilan. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya pembinaan dari pihak terkait, untuk beternak sapi yang dikelola secara professional memang tidak mudah karena dibutuhkan sarana dan prasarana yang cukup menunjang seperti:
lahan yang luas, modal yang besar dan menguasai ilmunya. Dibawah ini akan coba saya ulas secara garis besarnya mengenai cara beternak sapi:
I. Penggemukan
Penggemukan sapi adalah pemeliharaan sapi dewasa dalam keadaan kurus untuk ditingkatkan berat badannya melalui pembesaran daging dalam waktu relatif singkat (3-5 bulan).

Beberapa hal yang berkaitan dengan usaha penggemukan sapi potong adalah :

1. Jenis-jenis Sapi Potong.
Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

A. Sapi Bali.
Cirinya berwarna merah dengan warna putih pada kaki dari lutut ke bawah dan pada pantat, punggungnya bergaris warna hitam (garis belut). Keunggulan sapi ini dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang baru.

B. Sapi Ongole.
Cirinya berwarna putih dengan warna hitam di beberapa bagian tubuh, bergelambir dan berpunuk, dan daya adaptasinya baik. Jenis ini telah disilangkan dengan sapi Madura, keturunannya disebut Peranakan Ongole (PO) cirinya sama dengan sapi Ongole tetapi kemampuan produksinya lebih rendah.

C. Sapi Brahman.
Cirinya berwarna coklat hingga coklat tua, dengan warna putih pada bagian kepala. Daya pertumbuhannya cepat, sehingga menjadi primadona sapi potong di Indonesia.

D. Sapi Madura.
Mempunyai ciri berpunuk, berwarna kuning hingga merah bata, terkadang terdapat warna putih pada moncong, ekor dan kaki bawah. Jenis sapi ini mempunyai daya pertambahan berat badan rendah.

E. Sapi Limousin.
Mempunyai ciri berwarna hitam bervariasi dengan warna merah bata dan putih, terdapat warna putih pada moncong kepalanya, tubuh berukuran besar dan mempunyai tingkat produksi yang baik

2. Pemilihan Bakalan.
Bakalan merupakan faktor yang penting, karena sangat menentukan hasil akhir usaha penggemukan. Pemilihan bakalan memerlukan ketelitian, kejelian dan pengalaman. Ciri-ciri bakalan yang baik adalah :

    Berumur di atas 2,5 tahun.
    Jenis kelamin jantan.
    Bentuk tubuh panjang, bulat dan lebar, panjang minimal 170 cm tinggi pundak minimal 135 cm, lingkar dada 133 cm.
    Tubuh kurus, tulang menonjol, tetapi tetap sehat (kurus karena kurang pakan, bukan karena sakit).
    Pandangan mata bersinar cerah dan bulu halus.
    Kotoran normal




II. Tatala cara Pemeliharaan.
3.1. Kandang.
Secara umum, kandang memiliki dua tipe, yaitu individu dan kelompok. Pada kandang individu, setiap sapi menempati tempatnya sendiri berukuran 2,5 X 1,5 m. Tipe ini dapat memacu pertumbuhan lebih pesat, karena tidak terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan dan memiliki ruang gerak terbatas, sehingga energi yang diperoleh dari pakan digunakan untuk hidup pokok dan produksi daging tidak hilang karena banyak bergerak.

Pada kandang kelompok, bakalan dalam satu periode penggemukan ditempatkan dalam satu kandang. Satu ekor sapi memerlukan tempat yang lebih luas daripada kandang individu. Kelemahan tipe kandang ini yaitu terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan sehingga sapi yang lebih kuat cenderung cepat tumbuh daripada yang lemah, karena lebih banyak mendapatkan pakan.

3.2. Pakan.
Berdasarkan kondisi fisioloigis dan sistem pencernaannya, sapi digolongkan hewan ruminansia, karena pencernaannya melalui tiga proses, yaitu secara mekanis dalam mulut dengan bantuan air ludah (saliva), secara fermentatif dalam rumen dengan bantuan mikrobia rumen dan secara enzimatis setelah melewati rumen.

Penelitian menunjukkan bahwa penggemukan dengan mengandalkan pakan berupa hijauan saja, kurang memberikan hasil yang optimal dan membutuhkan waktu yang lama. Salah satu cara mempercepat penggemukan adalah dengan pakan kombinasi antara hijauan dan konsentrat.

Konsentrat yang digunakan adalah ampas bir, ampas tahu, ampas tebu, bekatul, kulit biji kedelai, kulit nenas dan buatan pabrik pakan. Konsentrat diberikan lebih dahulu untuk memberi pakan mikrobia rumen, sehingga ketika pakan hijauan masuk rumen, mikrobia rumen telah siap dan aktif mencerna hijauan.

Kebutuhan pakan (dalam berat kering) tiap ekor adalah 2,5% berat badannya. Hijauan yang digunakan adalah jerami padi, daun tebu, daun jagung, alang-alang dan rumput-rumputan liar sebagai pakan berkualitas rendah dan rumput gajah, setaria kolonjono sebagai pakan berkualitas tinggi.

Penentuan kualitas pakan tersebut berdasarkan tinggi rendahnya kandungan nutrisi (zat pakan) dan kadar serat kasar. Pakan hijauan yang berkualitas rendah mengandung serat kasar tinggi yang sifatnya sukar dicerna karena terdapat lignin yang sukar larut oleh enzim pencernaan.


3.3. Pengendalian Penyakit.

Dalam pengendalian penyakit, yang lebih utama dilakukan adalah pencegahan penyakit daripada pengobatan, karena penggunaan obat akan menambah biaya produksi dan tidak terjaminnya keberhasilan pengobatan yang dilakukan. Usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan sapi adalah :

a. Pemanfaatan kandang karantina. Sapi bakalan yang baru hendaknya dikarantina pada suatu kandang terpisah, dengan tujuan untuk memonitor adanya gejala penyakit tertentu yang tidak diketahui pada saat proses pembelian. Disamping itu juga untuk adaptasi sapi terhadap lingkungan yang baru. Pada waktu sapi dikarantina, sebaiknya diberi obat cacing karena berdasarkan penelitian sebagian besar sapi di Indonesia (terutama sapi rakyat) mengalami cacingan.

Penyakit ini memang tidak mematikan, tetapi akan mengurangi kecepatan pertambahan berat badan ketika digemukkan. Waktu mengkarantina sapi adalah satu minggu untuk sapi yang sehat dan pada sapi yang sakit baru dikeluarkan setelah sapi sehat. Kandang karantina selain untuk sapi baru juga digunakan untuk memisahkan sapi lama yang menderita sakit agar tidak menular kepada sapi lain yang sehat.

b. Menjaga kebersihan sapi bakalan dan kandangnya. Sapi yang digemukkan secara intensif akan menghasilkan kotoran yang banyak karena mendapatkan pakan yang mencukupi, sehingga pembuangan kotoran harus dilakukan setiap saat jika kandang mulai kotor untuk mencegah berkembangnya bakteri dan virus penyebab penyakit.

c. Vaksinasi untuk bakalan baru. Pemberian vaksin cukup dilakukan pada saat sapi berada di kandang karantina. Vaksinasi yang penting dilakukan adalah vaksinasi Anthrax.
Beberapa jenis penyakit yang dapat meyerang sapi potong adalah cacingan, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), kembung (Bloat) dan lain-lain.


Adsense Indonesia

III. Produksi Daging.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi daging adalah

    Pakan.Pakan yang berkualitas dan dalam jumlah yang optimal akan berpengaruh baik terhadap kualitas daging. Perlakuan pakan dengan NPB akan meningkatkan daya cerna pakan terutama terhadap pakan yang berkualitas rendah sedangkan pemberian VITERNA Plus memberikan berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak sehingga sapi akan tumbuh lebih cepat dan sehat.
    Faktor Genetik.Ternak dengan kualitas genetik yang baik akan tumbuh dengan baik/cepat sehingga produksi daging menjadi lebih tinggi.
    Jenis Kelamin.Ternak jantan tumbuh lebih cepat daripada ternak betina, sehingga pada umur yang sama, ternak jantan mempunyai tubuh dan daging yang lebih besar.
    Manajemen.Pemeliharaan dengan manajemen yang baik membuat sapi tumbuh dengan sehat dan cepat membentuk daging, sehingga masa penggemukan menjadi lebih singkat.
    Tips. Peluang usaha: Saya sarankan untuk usaha ternak SAPI kelas rumahan saja ya, biar para peternak yang bersekala peorangan/ rumahan punya penghasilan tambahan yang cukup untuk menopang biaya hidup sehari hari.

    Kalau anda beternak sapi untuk usaha penggemukan/sapi potong, maka dalam waktu enam bulan saja, anda sudah bisa memeroleh keuntungan sekitar Rp 4 juta hingga Rp 5 juta perekor sapi potong. Padahal, dalam satu rumah tangga, mampu beternak sapi potong mencapai 3 sampai 4 ekor.

    Kalau harga bibit satu ekor antara Rp 6 juta – Rp 7 juta, sementara setelah dipelihara selama 6 bulan, harga sapi di pasaran meningkat antara Rp 10 – Rp 11 juta, keuntungan peternak bisa mencapai Rp 4 juta – Rp 5 juta per ekor kali 4 ekor (kalau yang seorang peternak memelihara 4 ekor).........,coba berapa keuntungan yang anda dapat?.

    Laba ini pun bisa berlipat ganda saat hari raya keagamaan tiba, seperti Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha,Natal dan tahun baru. Wussss mantaaap!

    Nah, itu baru keuntungan yang didapat jika dilihat dari sisi profit peternak. Bila dipandang dari sisi jumlah produksi ternak, katakanlah ada 1.000 peternak skala rumah tangga dalam satu kawasan dengan total ternak sapi potong sebanyak 4 ekor.

    Dalam waktu enam bulan sesudah melewati masa pemeliharaan akan tersedia 4.000 ekor sapi potong lokal yang siap untuk dikonsumsi, jadi kita tidak usah import sapi lagi dan peternak kita jadi makmur, iya toh???.

    Coba bayangkan kang?, saya jamin dalam wakru 5 tahun saja, anda sudah bisa naik haji, amin.   Semoga bermanfaat